Kamis, 04 Desember 2014

Maros Edition: National Park Bantimurung – The Kingdom of Butterflies

Gerbang masuk taman wisata

Setelah menghabiskan waktu menikmati taman batu di Leang-Leang, saya pun melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama: Taman Wisata Alam Bantimurung. Letaknya tidak terlalu jauh dari Taman Prasejarah Leang-Leang, hanya berselang beberapa kilometer saja, tidak sampai 15 menit saya sudah tiba di Bantimurung.

Berbeda dengan Wisata Leang-Leang yang sepi pengunjung, sebaliknya tempat ini begitu ramai dengan wisatawan. Harga tiketpun jauh lebih mahal: 25.000 rupiah untuk wisatawan domestik dan 255.000 rupiah bagi wisatawan mancanegara. Di Taman nasional ini setidaknya kita dapat menikmati hutan cagar alam, air terjun, museum kupu-kupu, penangkaran kupu-kupu, kolam, goa, tempat pemandian umum dan lainnya.

Harga tiket masuk
Langkah pertama saya adalah memasuki museum kupu-kupu. Di luar dugaan, ternyata untuk melihat koleksi kupu-kupu saya masih harus dikenakan biaya 5000 rupiah. Museum ini tidak terlalu besar, hanya ruangan seukuran kamar tidur yang cukup luas, terdiri dari jajaran etalase kaca yang menampilkan koleksi kupu-kupu aneka jenis dan warna. Terdapat ratusan spesies kupu-kupu di Penangkaran Bantimurung ini, dan apa yang ditampilkan di museum ini hanyalah sebagian saja. itulah sebabnya tempat ini disebut sebagai "The Kingdom of Butterflies". Penjaga museum juga menjual souvenir berupa gantungan kunci dan tempelan kulkas yg terbuat dari kupu-kupu yang dikeraskan. Jangan ragu untuk menawar ya...!

Keluar dari museum saya bertemu sebuah kolam di sisi kiri jalan utama. Kolam tersebut bernama, Kolam Jamala. Menurut informasi yang terdapat di pinggir kolam, konon kolam tersebut adalah tempat pemandian bidadari, sehingga kolam tersebut juga dikenal dengan nama Telaga Bidadari. Air dari Kolam Jamala mengalir sepanjang tahun berasal dari dalam goa yang merupakan sungai bawah tanah. Masyarakat setempat percaya air kolam Jamala memiliki khasiat obat yang menyembuhkan penyakit, dapat menghindarkan seseorang dari guna-guna atau ilmu sihir, dan mendatangkan jodoh.


Beberapa koleksi museum kupu-kupu
 

Kolam Jamala
Tak jauh dari kolam Jamala, di sisi kanan jalan terdapat pemandian umum yang dipadati pengunjung. Beberapa meter dari tempat pemandian, terlihatlah air terjun Bantimurung – salah satu spot utama dari taman wisata alam ini. 

Puas memandangi air terjun, sayapun mendaki ke atas air terjun. Ada jalan bertangga untuk naik dan memandang air terjun dari atas. Jalan ini juga akan membawa ke area penangkaran kupu-kupu dan goa karst. Namun apa daya, baru setengah perjalanan hujan turun...hari juga semakin sore, dan baru disadari kalau kaki telah lecet akibat salah memilih sepatu... Lengkap sudah alasan untuk menghentikan perjalanan dan kembali pulang... :’(

Belum puas rasanya menjelajah tempat ini. Lain waktu harus kembali lagi dan menyelesaikan penjelajahan... ;D
To be continued....

Jalan menuju goa
Ps. Bertanyalah sebelum memakai jasa apapun juga di area ini. Pengalaman saya “digetok” ojek payung sebesar 20.000 rupiah untuk jarak yang sangat pendek. Bandingkan dengan ojek payung Jakarta yang sudah senang dengan menerima 2000 – 3000 rupiah saja... 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar