Selasa, 09 Desember 2014

Viet Nam (1): Mekong Tour

Yuhuuuu...! Kali ini saya mau share perjalanan saya bersama teman-teman ke Vietnam. Sebenarnya perjalanan ini sudah beberapa tahun yang lalu siih..., tapi gapapa lah yaaa... Siapa tau bisa tetap menginspirasi rencana liburan kalian selanjutnya.

Liburan ke Vietnam termasuk seru dan perlu ada di daftar tujuan kamu; bukan hanya tempatnya yang indah, biaya nya pun terjangkau. Jika dibandingkan dengan wisata ke Indonesia bagian timur, wisata ke Vietnam termasuk murah. Apalagi nilai Rupiah lebih tinggi daripada Dong Vietnam. Dan akan lebih murah jika kamu pergi secara grup, karena tour lokal akan memberikan harga yang berbeda untk perseorangan dan group tour.

Perencanaan yang baik akan mempengaruhi kenyamanan wisatamu. Jadi pastikan browsing banyak informasi tentang tujuan wisatamu, baca ulasan perjalanan orang lain, dan bandingkan penawaran pihak travel agent untuk mendapatkan penawaran harga yang baik atau sebagai estimasi biaya jika kamu ingin melakukannya tanpa jasa tour agent. Tidak lupa untuk hunting tiket pesawat promo yaa....

Hari Pertama: Take Off

Mendarat di Saigon
Saya janjian bertemu 3 orang teman saya di Bandara International Soekarno Hatta, Cengkareng. Pesawat kami take off pukul 16:35, mendarat di Tan Son Nhat International Airport, Ho Chi Minh City (Saigon) pukul 19:40.
Selesai mengurus bagasi, supir telah menanti untuk membawa kami menuju arah Hoa Hung Street, District 3, Ho Chi Minh City; menuju hotel tempat kami menginap. Selesai check in, bersih-bersih diri, kami memutuskan untuk cepat beristirahat agar esok pagi dapat memulai petualangan dengan tubuh bugar... J

Hari Kedua: Mekong River

Mekong River

Pagi-pagi kami sudah bangun, sholat subuh, sarapan di hotel dan duduk manis menunggu petugas travel kami datang menjemput pukul 8 pagi. Jadwal hari ini adalah menyusuri Sungai Mekong dan mengenal perkampungan di Vietnam.

Mekong adalah sungai lintas-batas di Asia Tenggara. Merupakan sungai ke-12  terpanjang di dunia dan ke-7 terpanjang di Asia; dengan panjang diperkirakan mencapai 4.350 km (2.703 mil).
Anak Sungai Mekong
Dari Dataran Tinggi Tibet sungai ini mengalir melalui provinsi Yunnan di China, Burma (Myanmar), Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam. Pada tahun 1995, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam membentuk Komisi Sungai Mekong (Mekong River Commission / MRC) untuk membantu dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya  Sungai Mekong. Pada tahun 1996 Cina dan Burma (Myanmar) menjadi "mitra dialog" dari MRC dan keenam negara tersebut sekarang bekerja sama.

Delta Mekong di Viet Nam dibuka sebagai lahan pertanian secara intensif menyisakan vegetasi alami yang semakin sedikit. Wilayah hutan mencakup kurang dari 10%. Di dataran tinggi bagian tengah Vietnam, wilayah hutan  berkurang dari 95% pada tahun 1950 menjadi sekitar 50% pada pertengahan 1990-an. Ekspansi pertanian dan tekanan populasi  adalah alasan utama untuk penggunaan lahan dan perubahan bentang alam (landscape).

Menyusuri Sungai
Dari penginapan saya bersama rombongan naik bus menuju My Tho, dan selanjutnya berperahu menyusuri sungai kecil yang akhirnya bermuara ke Sungai Mekong. Perjalanan berlanjut menuju Con Phung atau Phoenix Island. Setelah singgah di Phoenix Island, kami kembali menyusuri sungai menuju sebuah perkampungan yang sunyi di provinsi Ben Tre. Di kedua desa itu kami diperlihatkan kehidupan asli masyarakat Vietnam, tumbuhan dan pepohonan  di sana yang membuat wisatawan eropa banyak bertanya, namun tidak bagi kami karena vegetasi di sana sama saja dengan di Indonesia, seperti pohon pisang, nanas, dan aneka tanaman tropis lainnya. Suasana pedesaannya pun tidak berbeda dengan desa-desa di pulau Jawa. Kami sempat beristirahat di sebuah rumah, dihibur alunan musik khas Vietnam sambil menikmati sajian buah lokal yang juga banyak dijumpai di Indonesia seperti rambutan, pisang dan nangka.

Alat musik tradisional Vietnam
Lagu Vietnam menghibur siang kami














Momen menarik di siang ini adalah makan siang ala Vietnam. Saya dan teman memilih paket menu vegetarian untuk menjaga kehalalan makanan kami, maka meja kami pun dipisah dari rombongan lainnya, duduk bersisian dengan pasangan separuh baya yang berasal dari Malaysia. Ada seorang gadis Vietnam yang membantu meracik makan siang kami. Dia mengambil selembar kulit lumpia tipis terbuat dari tepung beras. Kemudian meletakkan beberapa lembar sayuran, dan ikan goreng di atas kulit lumpia tersebut; dibungkus dan diletakkan di piring kami. Dan kamipun siap menyantap dengan mencocolkan ke dalam saus yang sudah tersedia di piring kecil. Selanjutnya kami sendiri yang meracik hingga dua ekor ikan goreng besar dan sepiring sayuran pun habis... Cara makan yang menarik, namun merepotkan! Hahaha...! Tidak puas rasanya jika belum bertemu selera lokal..., kamipun mengeluarkan lauk, sambal, dan kecap yang kami bawa dari Jakarta... Tentu saja mengundang perhatian meja tetangga, yang kemudian dengan senang hati mencicipi lauk kering yang kami bawa... :D

Makan Siang ala Vietnamese

Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi bee farm dan tempat pembuatan permen kelapa. Pembuatan permen kelapa ini sangat tradisional, hanya santan kelapa dan gula yang di masak di atas kuali besar seperti dodol, lalu dicetak berbentuk permen. Di kedua tempat ini tentu saja disediakan produk siap jual; selain madu dan permen kelapa, juga dijual aneka souvenir lainnya.

Membungkus permen 
Mencetak permen kelapa

Setelah seharian menyusuri sungai dan bermain di perkampungan, kami pun kembali menuju Saigon. Namun sebelum kembali ke penginapan, kami mampir mengunjungi Cao Dai Temple di Ben Luc Town. Setidaknya  ini mengobati hari kami karena menemukan satu hal yan tidak ada di Indonesia.
Kembali ke penginapan, beristirahat, menikmati malam di Saigon dan berharap petualang esok lebih seru dari hari ini...

To be continued...

Cao Dai Temple


Patung Budha
Gerbang Temple


Tidak ada komentar:

Posting Komentar